Selasa, 18 September 2012

DIA


Bismillahirrahmanirrahim…
          Waktu tlah lama berlalu sejak memori indah itu tercipta, hatiku tlah lama membeku tuk meraih sebuah harapan baru, hidup yang kujalani berlalu tanpa cinta dan pengharapan kecuali hanya pada tuhan, semua kenangan indah itu harus kubayar mahal dengan kesepian yang panjang, tapi itu sementara.
Kini kureguk habis semua obat penawar, menjadikan hatiku beku seperti karang yang tak tergoyahkan. Hidupku berbakti hanya tuk DIA yang bisa membalas segala cintaku, tanpa keterbatasan ruang dan waktu DIA selalu hadir, belaian lembut tangannya mengusap seluruh ruang jiwaku yang telah hampa, kehangatannya membekukan cinta bagi manusia tapi berbalas dengan curahan kasih sayang yang melebihi cinta apapun, kasih ilahi mengalir disetiap liku tubuhku mencurah kepada setiap insan dan makhluk ciptaannya, oh…alangkah nikmatnya mencinta tanpa batas, tanpa rintangan kecuali diriku sendiri.
          Aku mencinta setiap apapun, menyayangi setiap apapun hanya karna DIA, DIA lah yang mengajariku arti cinta yang sesungguhnya, cinta tanpa pengharapan kecuali bahagia, bukan hanya disini tapi juga disana, dikehidupan akhir kelak.
Cinta tanpa rasa kecewa, cinta yang membuatku mengenal dengan sesungguhnya arti sebuah pengorbanan, kesetiaan, keikhlasan dan pengharapan. Mencintai ALLAH membuat hidup menjadi terang, hidup lebih hidup.
Terang benderang itu seperti malam purnama penuh bintang berganti siang, saat terberat ialah saat beku, saat dimana puncak kegelapan malam menyapa, saat pergantian, saat perubahan dari cinta manusia kepada cinta tuhan, saat fajar hendak menyingsing mengganti dinginnya malam menjadi kehangatan pagi yang menyegarkan, cerah dan penuh gairah kehidupan dari dua alam, kecerahan yang membangunkan segenap isi alam, cerah yang menerangi setiap jengkal bumi, terangnya malam tidaklah pernah mampu menyaingi sang siang dengan mentarinya yang maha dahsyat, bahkan purnama hanyalah jiplakan secara emanasi dari mentari yang sesungguhnya, jadi kenapa hanya meneguk setetes madu diujung daun yang telah tercampur entah dengan apa bila mampu mengambil langsung dari sarang, walaupun butuh sedikit pengorbanan untuk memanjat batang dan meniti dahan bahkan terkadang harus menahan sengatan yang menyehatkan dan membuat otak bertambah pintar, itu semua adalah pengorbanan walau banyak orang yang jatuh atau terpeleset, disanalah letak harga sebuah kesungguhan karna madu itu bukanlah barang murahan yang sembarangan yang bisa dinikmati kapan saja dimeja makan…bukan teman, bukan begitu. Madu itu sangat mahal harganya dan butuh kerja keras untuk mendapatkannya, ia takkan pernah datang begitu saja kehadapan, ia terlalu berharga untuk diumbar begitu saja, ia hanyalah milik orang-orang yang mau mendapatkannya dan bersungguh-sungguh dan ia takkan pernah habis, ia bukan milik orang yang malas dan suka berpangku tangan, tapi ia milik orang yang suka bekerja keras dan mau berkorban apa saja bahkan bila perlu nyawanya sendiri atau hal-hal yang sangat disayang, memang begitulah karna madu itu sangat berharga…

Senin, 23 Juli 2012

Islam kok pacaran?

Soal pacaran di zaman sekarang tampaknya menjadi gejala umum di kalangan kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.


Selama ini tempaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran. Namun setidak-tidaknya di dalamnya akan ada suatu bentuk pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah.


Kalau ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran menjadi bagian dari kultur Barat. Sebab biasanya masyarakat Barat mensahkan adanya fase-fase hubungan hetero seksual dalam kehidupan manusia sebelum menikah seperti puppy love (cinta monyet), datang (kencan), going steady (pacaran), dan engagement (tunangan).


Bagaimanapun mereka yang berpacaran, jika kebebasan seksual da lam pacaran diartikan sebagai hubungan suami-istri, maka dengan tegas mereka menolak. Namun, tidaklah demikian jika diartikan sebagai ungkapan rasa kasih sayang dan cinta, sebagai alat untuk memilih pasangan hidup. Akan tetapi kenyataannya, orang berpacaran akan sulit segi mudharatnya ketimbang maslahatnya. Satu contoh : orang berpacaran cenderung mengenang dianya. Waktu luangnya (misalnya bagi mahasiswa) banyak terisi hal-hal semacam melamun atau berfantasi. Amanah untuk belajar terkurangi atau bahkan terbengkalai. Biasanya mahasiswa masih mendapat kiriman dari orang tua. Apakah uang kiriman untuk hidup dan membeli buku tidak terserap untuk pacaran itu ?


Atas dasar itulah ulama memandang, bahwa pacaran model begini adalah kedhaliman atas amanah orang tua. Secara sosio kultural di kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah, bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang berpacaran sedikit demi sedikit akan terkikis peresapan ke-Islam-an dalam hatinya, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran moral dan akhlak. Na’udzubillah min dzalik !


Sudah banyak gambaran kehancuran moral akibat pacaran, atau pergaulan bebas yang telah terjadi akibat science dan peradaban modern (westernisasi). Islam sendiri sebagai penyempurnaan dien-dien tidak kalah canggihnya memberi penjelasan mengenai berpacaran. Pacaran menurut Islam diidentikkan sebagai apa yang dilontarkan Rasulullah SAW : "Apabila seorang di antara kamu meminang seorang wanita, andaikata dia dapat melihat wanita yang akan dipinangnya, maka lihatlah." (HR Ahmad dan Abu Daud).


Namun Islam juga, jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari’at ! Terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: "Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya." Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: "Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati."


Tapi mungkin juga ada di antara mereka yang mencoba "berdalih" dengan mengemukakan argumen berdasar kepada sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abu Daud berikut : "Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, ataw memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya." Tarohlah mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai tali iman yang kokoh, yang nggak bakalan terjerumus (terlalu) jauh dalam mengarungi "dunia berpacaran" mereka. Tapi kita juga berhak bertanya : sejauh manakah mereka dapat mengendalikan kemudi "perahu pacaran" itu ? Dan jika kita kembalikan lagi kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa barang siapa yang mencintai karena Allah adalah salah satu aspek penyempurna keimanan seseorang, lalu benarkah mereka itu mencintai satu sama lainnya benar-benar karena Allah ? Dan bagaimana mereka merealisasikan "mencintai karena Allah" tersebut ? Kalau (misalnya) ada acara bonceng-boncengan, dua-duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti semestinya selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si cewek, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan sebagai "mencintai karena Allah ?" Jawabnya jelas tidak !


Dalam kaitan ini peran orang tua sangat penting dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya terutama yang lebih menjurus kepada pergaulan dengan lain jenis. Adalah suatu keteledoran jika orang tua membiarkan anak-anaknya bergaul bebas dengan bukan muhrimnya. Oleh karena itu sikap yang bijak bagi orang tua kalau melihat anaknya sudah saatnya untuk menikah, adalah segera saja laksanakan.

Rabu, 23 Mei 2012

Pergaulan Generasi Muda Menurut Islam


Berhubung dalam pembelajaran agama Islam ada materi mengenai dakwah, ana ditugaskan untuk berdakwah,  ana mau posting nih. Adapun tema yang ana angkat yaitu “Pergaulan Generasi Muda Menurut Islam.”
Oke, langsung aja yaaaaa, chek it out J
Remaja adalah generasi muda garapan harapan bangsa. Di tangan merekalah estapet perjuangan bangsa ini terletak. Bila kita amati pergaulan generasi muda, khususnya remaja pada akhir-akhir ini sudah mulai jauh dari tuntunan nilai-nilai Islam. Banyak di antara mereka yang terlibat dengan narkoba, pergaulan bebas, balapan liar, dan hal-hal lain yang merusak masa depan.
          Contoh saja tentang narkoba, dengan tegas Allah SWT melarang kita untuk terlibat dengan hal yang berhubungan dengan narkoba. Sebagaimana Q.S AL-Maidah : 90, yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala,mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
          Khamar dalam ayat ini berarti semua hal yang menyebabkan hilangnya akal sehat dan kesadaran diri karena mengkonsumsi barang tersebut. Baik dengan meminum, memakan, atau mengisap dan sebagainya. Dalam arti kata, semua jenis narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya dikategorikan sebagai khamar, dan hal ini sangat dibenci oleh Allah karena merupakan perbuatan setan. Maka, tidak pantas bagi seorang remaja melakukan perbuatan-perbuatan setan yang jelas-jelas menghancurkan masa depannya dan merusak motivasi belajar. Padahal pada masa remaja inilah, waktu yang paling ideal untuk menimba ilmu pengetahuan sebanyak-benyaknya dan penanaman nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan, belum lagi dampak yang diakibatkan oleh narkoba dan zat aditif lainnya yang merusak kehidupan manusia.
          Begitu pula dengan pergaulan remaja yang akhir-akhir ini kita saksikan sudah sedemikian bebas dan jauh dari tuntunan agama. Nilai-nilai agama yang seharusnya jadi tuntunan dan ikutan dalam kehidupan dianggap mengekang dan dibelakangkan. Dan justru mereka mengadopsi nilai-nilai kehidupan barat yang sangat bebas dan mengedepankan hawa nafsu, yang dengan cara apa pun tidak sesuai dengan budaya kita, bangsa yang lahir, tumbuh, dan besar di negeri yang berfalsafah “Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.”
          Betapa banyak kita saksikan remaja-remaja yang hamil diluar nikah pada usia sekolah. Bahkan hampir setiap hari kita saksikan di depan mata kita sendiri, remaja berboncengan di atas motor, berpelukan, dan berbuat hal-hal asusila lainnya dengan rasa tanpa perasaan bersalah dan malu dilihat orang lain yang bahkan bapak ibunya tidak pernah melakukannya.
          Allah telah jelas-jelas memerintahkan setiap muslim dan muslimah untuk  menjauhi perbuatan zina. Sebagaimana Q.S Al-Israa : 32,  yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
          Teman-teman yang saya sayangi, marilah kita mulai dari diri kita sendiri dan keluarga untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari kita khususnya bagi kita, generasi muda. Para remaja, mari jauhkan diri kita, teman-teman, dan keluarga kita dari hal yang berbau narkoba, begitupun dengan pergaulan. Karena tidak sepantasnya seorang muslim dan muslimah yang tidak terikat hubungan suami istri yang bukan muhrim berkhalwat (berdua-duaan) kapan dan dimana saja, karena setiap laki-laki dan perempuan yang berdua-duaan maka yang ketiga adalah setan.
          Marilah kita manfaatkan waktu di masa remaja ini bukan untuk berpacaran dan hal negative lainnya. Tapi marilah kita isi dengan belajar bersungguh-sungguh, membca serta mempelajari isi kandungan AL-Qur’an serta hadits nabi, meningkatkan pemahaman dan ilmu-ilmu agama, serta membantu meringankan beban orang tua dengan tidak membuat masalah dalam keluarga dan masyarakat.

Semoga bermanfaat ^_^

Kamis, 26 April 2012

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri


{Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar
disegerakan (datang)nya.}
(QS. An-Nahl: 1)

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah Anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krmjekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di "sekolah-sekolah setan".

{Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh
kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan
daripada-Nya dan karunia.}
(QS. Al-Baqarah: 268)

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di 'genggaman yang lain' tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak berwujud.

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan
petakanya. Sebab, hari ini Anda sudah sangat sibuk. Jika Anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan-angan yang berlebihan.

Selasa, 24 April 2012

Dibalik sebuah permainan


Seorang ibu guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pensil. Ibu guru itu berkata, “Saya ada satu permainan… Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pensil. Jika saya angkat kapur ini, maka berkatalah “Kapur!”, jika saya angkat pensil ini, maka berkatalah “Pensil!”

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah “Pensil!”, jika saya angkat pensil, maka katakanlah “Kapur!”. Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti.

Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. “Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan waktu.

“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang susah, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain.” “Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?” tanya Guru kepada murid-muridnya. “Paham guru…”

“Baik permainan kedua…” begitu Guru melanjutkan.

“Ini ada Qur’an,saya akan meletakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada ditengah tanpa menginjak karpet?”

Murid-muridnya berpikir.

Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain.

Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur’an. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. “Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya…Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-nginjak anda dengan terang-terang…Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar.

“Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibuatlah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, Lemari dikeluarkan dulu satu persatu, baru rumah dirobohkankan…”

“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan mempengaruhi anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka… Dan itulah yang mereka inginkan.” “Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh kita… “

“Kenapa mereka tidak berani terang-terang menginjak-nginjak, bu?” tanya murid-murid.

“Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi.” “Begitulah Islam… Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar”.

“Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang…” Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya…

Renungilah Wahai sahabatku..


Jumat, 09 Maret 2012

Mari Berbaiksangka

Ada seseorang yg rajin berdoa, meminta sesuatu sama ALLAH SWT. Orangnya sholeh, ibadahnya baik,tapi doanya tak kunjung terkabul.
Sebulan menunggu masih belum terkabul juga, tapi tetep dia berdoa.
Tiga bulan juga masih belum terkabul,tetap dia berdoa.
Hingga hampir satu tahun doa yg ia panjatkan,belum terkabul juga.

Dia melihat temen sekantornya, orangnya biasa aja, tak ada yg istimewa, sholatnya juga masih bolong-bolong, kelakuanya juga sering nggak beres, sering tipu tipu, bohong sana sini.
Tapi anehnya apa yg dia doa'in, semuanya dipenuhi sama ALLAH SWT.

Orang sholeh ini pun heran, dan akhirnya diapun mendatangi seorang ustadz. Menceritakan permasalahan yg dihadapinya, tentang doanya yg sulit terkabul, padahal dia sudah taat, sedangkan temen sekantornya yg bandel , malah dapat apa yg di inginkan.

Hmmm.....Tersenyumlah si Ustadz ini,lalu bertanyalah ustadz ke orang sholeh ini.
''Kalau Antum lagi duduk diwarung kemudian datanglah pengamen, tampilanya urakan, main musiknya gak bener, suaranya fals bagaimana ?????''

Orang sholeh tadi menjawab :
''Segera saya kasih uang,ya Ustadz, nggak tahan saya melihat dan mendengarkan dia (pengamen itu) lama lama berada disitu,sambil nyanyi pula.''

Kemudian Ustadz kembali bertanya :
''Kalau pengamennya yg datang berpenampilan rapi, suaranya empuk, main musikknya enak, bawain lagu lagu yg kamu suka, bagaimana ?????''

Orang sholeh pun kembali menjawab :
''Waaaaaah, kalo begitu saya akan dengerin Ustadz. Saya akan dengerin dia nyanyi sampai lagunya habis, lama pun nggak masalah, kalo perlu saya akan nyuruh dia nyanyi lagi, nyanyi sampai sealbum pun saya nggak akan bosan mendengarkanya. Kalo pengamen yg urakkan tadi saya kasih 500, yg ini 100.000 pun saya ikhlas,Ustadz.''

Pak Ustadz kemudian tersenyum :
'' Begitulah, ALLAH ketika melihat engkau yg sholeh datang menghadap-NYA. ALLAH betah mendengarkan doa-doamu, melihat engkau, dan ALLAH pengen sering ketemu kamu dalam waktu yg lama. Buat ALLAH,ngasih apa yg kamu minta itu sangatlah gampang, tapi ALLAH pengen nahan kamu sejenak biar kamu khusyu, supaya kamu deket dengan ALLAH senantiasa. Sekarang coba bayangin kalo doamu cepet-cepet ALLAH kabulin, apa kamu bakal sedekat ini dengan-NYA ???  Dan dipenghujung nanti, apa yg kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yg kamu minta."

''Beda dengan temenmu yg bandel tadi, ALLAH nggak mau kayaknya dia deket-deket sama ALLAH, udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini, makanya ALLAH cepet cepet kasih aja semua apa yg dia minta, udah jatahnya cuma segitu doank, gak akan ditambah lagi.''

''Dan yakinlah engkau anakku, kalau pun apa yg kamu minta ternyata nggak ALLAH kasih sampai akhir hidupmu , jangan putus asa, masih ada akhirat nak! Sebaik-baik pembalasan adalah jatah syurga buat kita, nggak bakalan kita merasa kurang hidup dan tinggal disana."

Tersadarlah orang sholeh tadi, ia pun segera beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada-NYA , padahal ALLAH ternyata sangatlah menyayanginya...

^^

Kamis, 08 Maret 2012

Delapan Kado Terindah



Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat  dan tak perlu membeli! Meski begitu, delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda  sayangi.

·        KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yg tak ternilai harganya.  Memang kita bisa juga hadir di hadapannya lewat  telepon, foto , sms, chatting. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi  perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan  demikian, kualitas kehadiran juga penting.  Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

·        MENDENGAR

Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan sudah lama diketahui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam  keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat  setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

·        DIAM

Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang  karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa  gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.

·        KEBEBASAN

Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

·        KEINDAHAN

Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yg tertata indah, misalnya.

·        TANGGAPAN POSITIF

Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yg kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

·        KESEDIAAN MENGALAH

Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa musti jadi pemicu pertengkaran yg berlarut-larut? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yg sempurna di dunia ini.

·        SENYUMAN

Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yg diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yg beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yg dikasihi?

Rabu, 01 Februari 2012

about my blog

Pertama, terimakasih untuk mampir ke blog 'aneh' ini.

Kedua, sambutan saya adalah, berilah saya ide-ide untuk memposting "sesuatu" di blog ini. ya.. kalau tidak, saya isi dengan suka-suka saya saja. ha ha ha -.-''

Untuk apa blog ini saya buat?
  • Untuk nge-blog pastinya. haha
  • Mencoba untuk belajar FokusBlog. apa itu FokusBlog? FokusBlog adalah pelajaran bagi saya pribadi untuk mencoba 'menjinakkan' sebuah blog saja. Karena, kalau saya tidak salah, total blog punya saya sudah % dengan ini -.- haha
  • Ketiga, untuk mengekpresikan mengekspresikan ide-ide (kurang) kreatif dalam otak saya.
  • Keempat, untuk sesuatu yang masih saya pikirkan. :D
Sekali lagi, sekali lagi, saya ucapkan terima kasih untuk mampirnya. sering-sering mampir yaa..?? Walaupun blog ini bukan bagus-bagus amat. Dan beri masukan ya..?
Jangan lupa untuk jadi followers ya? #memohon nanti saya follow juga blog anda :D :D