Bismillahirrahmanirrahim…
Waktu tlah lama
berlalu sejak memori indah itu tercipta, hatiku tlah lama membeku tuk meraih
sebuah harapan baru, hidup yang kujalani berlalu tanpa cinta dan pengharapan
kecuali hanya pada tuhan, semua kenangan indah itu harus kubayar mahal dengan
kesepian yang panjang, tapi itu sementara.
Kini kureguk habis semua obat penawar,
menjadikan hatiku beku seperti karang yang tak tergoyahkan. Hidupku berbakti
hanya tuk DIA yang bisa membalas segala cintaku, tanpa keterbatasan ruang dan waktu
DIA selalu hadir, belaian lembut tangannya mengusap seluruh ruang jiwaku yang
telah hampa, kehangatannya membekukan cinta bagi manusia tapi berbalas dengan
curahan kasih sayang yang melebihi cinta apapun, kasih ilahi mengalir disetiap
liku tubuhku mencurah kepada setiap insan dan makhluk ciptaannya, oh…alangkah
nikmatnya mencinta tanpa batas, tanpa rintangan kecuali diriku sendiri.
Aku mencinta
setiap apapun, menyayangi setiap apapun hanya karna DIA, DIA lah yang mengajariku
arti cinta yang sesungguhnya, cinta tanpa pengharapan kecuali bahagia, bukan
hanya disini tapi juga disana, dikehidupan akhir kelak.
Cinta tanpa rasa kecewa, cinta yang
membuatku mengenal dengan sesungguhnya arti sebuah pengorbanan, kesetiaan,
keikhlasan dan pengharapan. Mencintai ALLAH membuat hidup menjadi terang, hidup
lebih hidup.
Terang benderang itu seperti malam purnama
penuh bintang berganti siang, saat terberat ialah saat beku, saat dimana puncak
kegelapan malam menyapa, saat pergantian, saat perubahan dari cinta manusia
kepada cinta tuhan, saat fajar hendak menyingsing mengganti dinginnya malam
menjadi kehangatan pagi yang menyegarkan, cerah dan penuh gairah kehidupan dari
dua alam, kecerahan yang membangunkan segenap isi alam, cerah yang menerangi
setiap jengkal bumi, terangnya malam tidaklah pernah mampu menyaingi sang siang
dengan mentarinya yang maha dahsyat, bahkan purnama hanyalah jiplakan secara
emanasi dari mentari yang sesungguhnya, jadi kenapa hanya meneguk setetes madu
diujung daun yang telah tercampur entah dengan apa bila mampu mengambil
langsung dari sarang, walaupun butuh sedikit pengorbanan untuk memanjat batang
dan meniti dahan bahkan terkadang harus menahan sengatan yang menyehatkan dan
membuat otak bertambah pintar, itu semua adalah pengorbanan walau banyak orang
yang jatuh atau terpeleset, disanalah letak harga sebuah kesungguhan karna madu
itu bukanlah barang murahan yang sembarangan yang bisa dinikmati kapan saja
dimeja makan…bukan teman, bukan begitu. Madu itu sangat mahal harganya dan
butuh kerja keras untuk mendapatkannya, ia takkan pernah datang begitu saja
kehadapan, ia terlalu berharga untuk diumbar begitu saja, ia hanyalah milik
orang-orang yang mau mendapatkannya dan bersungguh-sungguh dan ia takkan pernah
habis, ia bukan milik orang yang malas dan suka berpangku tangan, tapi ia milik
orang yang suka bekerja keras dan mau berkorban apa saja bahkan bila perlu
nyawanya sendiri atau hal-hal yang sangat disayang, memang begitulah karna madu
itu sangat berharga…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar