Selasa, 18 September 2012

DIA


Bismillahirrahmanirrahim…
          Waktu tlah lama berlalu sejak memori indah itu tercipta, hatiku tlah lama membeku tuk meraih sebuah harapan baru, hidup yang kujalani berlalu tanpa cinta dan pengharapan kecuali hanya pada tuhan, semua kenangan indah itu harus kubayar mahal dengan kesepian yang panjang, tapi itu sementara.
Kini kureguk habis semua obat penawar, menjadikan hatiku beku seperti karang yang tak tergoyahkan. Hidupku berbakti hanya tuk DIA yang bisa membalas segala cintaku, tanpa keterbatasan ruang dan waktu DIA selalu hadir, belaian lembut tangannya mengusap seluruh ruang jiwaku yang telah hampa, kehangatannya membekukan cinta bagi manusia tapi berbalas dengan curahan kasih sayang yang melebihi cinta apapun, kasih ilahi mengalir disetiap liku tubuhku mencurah kepada setiap insan dan makhluk ciptaannya, oh…alangkah nikmatnya mencinta tanpa batas, tanpa rintangan kecuali diriku sendiri.
          Aku mencinta setiap apapun, menyayangi setiap apapun hanya karna DIA, DIA lah yang mengajariku arti cinta yang sesungguhnya, cinta tanpa pengharapan kecuali bahagia, bukan hanya disini tapi juga disana, dikehidupan akhir kelak.
Cinta tanpa rasa kecewa, cinta yang membuatku mengenal dengan sesungguhnya arti sebuah pengorbanan, kesetiaan, keikhlasan dan pengharapan. Mencintai ALLAH membuat hidup menjadi terang, hidup lebih hidup.
Terang benderang itu seperti malam purnama penuh bintang berganti siang, saat terberat ialah saat beku, saat dimana puncak kegelapan malam menyapa, saat pergantian, saat perubahan dari cinta manusia kepada cinta tuhan, saat fajar hendak menyingsing mengganti dinginnya malam menjadi kehangatan pagi yang menyegarkan, cerah dan penuh gairah kehidupan dari dua alam, kecerahan yang membangunkan segenap isi alam, cerah yang menerangi setiap jengkal bumi, terangnya malam tidaklah pernah mampu menyaingi sang siang dengan mentarinya yang maha dahsyat, bahkan purnama hanyalah jiplakan secara emanasi dari mentari yang sesungguhnya, jadi kenapa hanya meneguk setetes madu diujung daun yang telah tercampur entah dengan apa bila mampu mengambil langsung dari sarang, walaupun butuh sedikit pengorbanan untuk memanjat batang dan meniti dahan bahkan terkadang harus menahan sengatan yang menyehatkan dan membuat otak bertambah pintar, itu semua adalah pengorbanan walau banyak orang yang jatuh atau terpeleset, disanalah letak harga sebuah kesungguhan karna madu itu bukanlah barang murahan yang sembarangan yang bisa dinikmati kapan saja dimeja makan…bukan teman, bukan begitu. Madu itu sangat mahal harganya dan butuh kerja keras untuk mendapatkannya, ia takkan pernah datang begitu saja kehadapan, ia terlalu berharga untuk diumbar begitu saja, ia hanyalah milik orang-orang yang mau mendapatkannya dan bersungguh-sungguh dan ia takkan pernah habis, ia bukan milik orang yang malas dan suka berpangku tangan, tapi ia milik orang yang suka bekerja keras dan mau berkorban apa saja bahkan bila perlu nyawanya sendiri atau hal-hal yang sangat disayang, memang begitulah karna madu itu sangat berharga…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar